Selasa, 23 Januari 2023 I 11 Rajab 1445
Yogyakarta – Dalam sebuah perjalanan yang menginspirasi dan mendidik, Goodness Tour yang diselenggarakan oleh LAZ MKU dalam acara Rakernas 2024 telah membawa kebaikan dan pengetahuan kepada para insan BMT (Baitul Maal wat Tamwil).
Melalui serangkaian kegiatan dan kunjungan yang bermakna, tour ini telah menjadi sumber inspirasi yang berharga, memperkaya wawasan, dan memperkuat komitmen mereka terhadap pelayanan masyarakat dan prinsip-prinsip keuangan syariah.
Dengan menggali kisah sukses, membagikan pengetahuan praktis, dan mendorong kolaborasi, Goodness Tour telah membentuk pondasi yang kokoh bagi perkembangan lebih lanjut dalam dunia BMT, memberikan harapan baru dan semangat yang tak tergoyahkan bagi masa depan yang lebih baik.
Tiga tempat menarik yang digagas untuk dikunjungi dalam acara Goodness Tour kali ini para peserta diberi pilihan untuk menjelajahi keunikan tempat pemberdayaan,tempat pertama yaitu Agradaya, salah satu perusahaan agribisnis pengolahan rempah-rempah yang memberdayakan dan bermitra langsung dengan petani agar para petani bisa lebih produktif dan langsung bisa mendistribusikan rempah-rempah yang sudah panen.
Sedikit pengetahuan, Agradaya merupakan destinasi wisata edukasi yang terletak di Seyegan, Sleman, yang menawarkan keindahan sebuah desa yang sangat asri. Di sini, peserta dapat menikmati udara segar yang disuguhkan dengan pemandangan berbagai jenis pohon dan tanaman untuk edukasi.
Dengan suasana yang tenang dan damai, Agradaya menjadi tempat yang ideal untuk refreshing dan melepaskan diri dari hiruk pikuk kota. Pada kesempatan kali ini, peserta diajak untuk mendengarkan pemaparan tentang teknis yang dilakukan oleh Agradaya sehingga bisa bermitra langsung dengan petani rempah yang disampaikan langsung oleh pendiri Agradaya, Andhika Mahardika.
Setelah pemaparan dan sedikit diskusi, para peserta diajak untuk berkeliling ke tempat produksi. Dan untuk pembagian tempat produksi, ada tiga tempat yang menjadi fokus utama, pertama memperkenalkan jenis tanaman apa saja yang akan diolah.
Kedua, tempat pengolahan rempah-rempah, cara mencuci dan pemotongan kemudian terakhir yaitu proses pengeringan, rempah yang sudah dipilah akan dimasukkan ke tempat pengeringan dengan alat yang sudah berteknologi tinggi yaitu solar dom. Lalu peserta juga diperlihatkan ke tempat untuk pengemasan produk berskala ekspor yang sudah teruji dan terdaftar BPOM untuk dipasarkan.
Tempat kedua yaitu Jogjinawi terletak didaerah yang tidak jauh dari Agradaya, Seyegan, Sleman. Jogjinawi (Jogja Loh Jinawi) merupakan program sosial ekonomi dari Baitul Maal Beringharjo yang memberdayakan kelompok tani yang termasuk kategori “dhuafa”. Selain itu para petani akan mendapatkan pendampingan budidaya dan manajemen keuangan.
Program Jogja Loh Jinawi merupakan inisiatif yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi secara organik dan berkelanjutan. Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti pelatihan petani dalam penggunaan teknik pertanian ramah lingkungan, pendampingan dalam proses penanaman dan pemeliharaan tanaman, serta penyediaan pupuk organik dan bibit unggul. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan sambil menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan petani.
Proses menanam padi menggunakan pupuk buatan sendiri melibatkan beberapa langkah. Pertama, pilih bahan-bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, atau limbah pertanian. Kemudian, campur bahan-bahan tersebut dengan perbandingan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman padi. Setelah itu, aplikasikan pupuk tersebut ke lahan dengan cara mencampurkannya dengan tanah atau menyemprotkannya secara merata. Lakukan pemantauan terhadap pertumbuhan tanaman untuk menyesuaikan dosis pupuk jika diperlukan.
Setelah musim panen, gabah dari petani masuk dalam proses penggilingan, lalu gabah akan dibawa ke Dinas terkait untuk dimintakan izin edar. Setelah beras sudah memiliki izin edar, beras siap untuk dikemas.Beras yang sudah dikemas, siap untuk dijual ke masyarakat umum dan ke 200 Penerima Program Simbah Harjo.
Tempat terakhir dan menjadi tempat ketiga yang menjadi pilihan untuk destinasi goodness tour kali ini yaitu tempat pengolahan sampah organik atau sampah rumah tangga yang merupakan program sosial ekonomi dari Baitul Maal Gemi yang memberdayakan para kaum ibu satu komplek perumahan di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Proses pengolahan sampah organik dan sampah rumah tangga di Banguntapan ini dimulai dengan pengumpulan sampah dari rumah-rumah dan tempat umum. Setelah itu, sampah dipilah untuk memisahkan sampah organik seperti sisa makanan dan daun dengan yang bukan organik seperti plastik dan kertas.
Kemudian, sampah organik tersebut dimasukkan ke dalam tempat khusus di mana mereka diolah oleh mikroorganisme untuk menjadi pupuk yang bernutrisi. Pupuk ini kemudian digunakan untuk menyuburkan tanah di pertanian dan kebun di sekitar. Dengan cara ini, sampah yang tadinya menjadi masalah berubah menjadi solusi yang berguna bagi lingkungan dan pertanian setempat.
Selain menjadi pupuk, proses lainnya ialah bisa menghasilkan Maggot, atau larva dari lalat hitam, dimulai dengan memilih sampah organik yang cocok sebagai bahan baku. Sampah organik ini kemudian diproses melalui fermentasi anaerobik, di mana mikroorganisme khusus memecah materi organik menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Selanjutnya, larva lalat hitam diberi makan dengan menggunakan sampah organik yang telah difermentasi ini. Dalam waktu singkat, larva ini tumbuh menjadi Maggot yang kaya akan protein. Maggot ini kemudian dapat digunakan sebagai pakan ikan, memberikan sumber protein yang berkualitas tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan. Dengan memanfaatkan proses alami ini, kita dapat menciptakan lingkaran yang berkelanjutan di mana sampah organik diubah menjadi sumber daya yang bernilai untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan.