01.00 wib alarm HP saya meraung berulang-ulang, mencoba membangunkan.
Pagi ini pengurus Majelis Pimpinan Wilayah Perhimpunan BMT Indonesia Jateng bersepakat jamah subuh di Sekber MPW PBMTI Jateng yg bertempat di UMKM Center Srondol Semarang. Kami ada tugas ke Rembang untuk bertemu anggota Majelis Pimpinan Daerah (MPD) PBMTI disana. Ya.. bertemu kawan2 lama pejuang ekonomi syariah di Rembang yang sudah sekian lama tak muncul dalam acara-acara PBMTI.
Tak lupa kami agendakan untuk ngalap berkah, sowan kyai, Buya Yazid tokoh dan sesepuh BMT dari Rembang, Jawa Tengah.
Tapi kali ini saya tidak akan membahas tetang kunjungan ke Rembang, karena dari semalam yang teringat adalah masa-masa awal saya yg mewakili BMT Bismillah mulai berinteraksi degan teman2 pejuang BMT, termasuk yg dari Rembang di tahun 199- an.
Saat itu BMT mulai berinteraksi degan teman2 dari perbankan utk belajar pengelolaan lembaga secara profesional.
Mulailah muncul paradigma Perubahan, terutama di BMT Bismillah yang awalnya sangat lekat dgn gaya gerakan, mengelola anggota degan pendekatan emosional kekeluargaan, mulai berpikir tentang pendekatan rasional.
BMT tidak cukup mengandalkan pasar emosional, tapi harus mulai menggarap pasar rasional, begitulah kata-kata itu sering terucap dalam forum-forum diskusi ke-BMT-an.
Kalau diawal kami menyasar orang-orang yang se-ide dalam perjuangan untuk kembali membangun kejayaan Islam melalui pintu ekonomi, maka mulailah melebarkan sayap untuk menggarap market rasional, yang dalam pikiran kami, mereka lebih memperhitungkan untung rugi secara materi. Istilah sekarang Profit bukan Benefit.
Qodarullah, BMT Bismillah bertumbuh kembang baik dalam jumlah anggota, aset bisnis maupun Baitul Maalnya.
Kini.
Baca juga : Unit Layanan Zakat MKU BMT Marhamah Selenggarakan Workshop Kampanye Program melalui Platform donasiku.id LAZ MKU
Saat tidak ada lagi aturan pembagian kelas layanan, saat perbankan pun masuk dan urus sektor mikro kecil, saat petarungan si goliat lawan anak kecil ataupun cicak lawan buaya, meskipun sekarang yang lagi rame buaya lawan buaya, maka Perubahan harus digulirkan kembali.
keunggulan kompetitif BMT harus dihidupkan kembali. Keunggulaan pendekatan emosional pada anggota tentang bagaimana membangun kemandirian ekonomi umat dan juga ekonomi syariah musti dijadikan sebuah strategi utama.
Program MKU Perhimpunan BMT Indonesia dipilih oleh BMT Bismillah utk kembali membangun kekuatan ekonomi jamaah. Kembali fokus membangun anggota Ideologis anggota yg bisa diajak bergerak bersama utk sebuah tujuan.
Membangun data base anggota kita mulai dari para donatur dan anggota yg sudah tergabung dalam kegiatan MKU, berharap dari situ kita mampu memetakan potensi anggota, melahirkan program2 sesuai kebutuhan anggota.
Jika anggota mendapat apa yg mereka butuhkan dari BMT, maka orientasi anggota akan bergeser dari profit menuju benefit.
Seperti pesan yg diulang-ulang oleh Mas Awalil Rizki. Kedepan pertarungan kita tentang banyak-banyakan orang, yg nantinya mau dan mampu kita ajak bergerak bersama.
maka, jangan alergi dgn Perubahan.
Senin, 20 Jumada al-Ula 1445 I 4 Desember 2023, dini hari menuju Rembang.
Foto : Kegiatan BMT Bismillah bekerjasama dengan anak-anak sekolah TK melakukan penggalangan donasi untuk Palestina.
Penulis : Widi Mulyanta